Cara Berkantor Milenial

Cara Berkantor Milenial

Jangan terkejut dengan artikel berjudul Cara Berkantor Milenial. Dimana anda sebagai pembaca belum pernah mendpatakan informasi ini sebelumnya. Singkat cerita rudi  (nama samaran) sebagai anak generasi milenial melihat bahwa sistem ekonomi dan bekerja seakan-akan menjajah kreativitasnya. Sehingga dia merasa harus melakukan sesuatu untuk mewujudkan kebebasannya sebagai generasi milenial yang paham akan teknologi dan mengerti bagaimana membuat uang. Dan tentu ini bukan sesuatu yang serius menurut generasi sebelumnya, dimana sebuah ide diwujudkan dialam virtual dengan konsep yang sangat bisa diterima akal. Tapi bisa saja tidak ada dalam bentuk fisiknya. Cara Berkantor Milenial ini disebut dengan virtual office yang memang sudah lama dikenal tapi makin booming beberapa waktu belakangan. Sesuatu yang mungkin tidak masuk akal bagi para pendahulunya dimana perubahan-perubahan kebiasaan menjadi sebuah pijakan dan kenormalan baru. Dan ini membuat para pendahlunya terganggu ke stabiliannya. Karena adanya sangkut menyangkut transaksi dan pasar yang menjadi alasan dari kekisruhan ini. Bahkan Cara Berkantor Milenial bisa menjadi sebab musabab dimana model usaha yang lama hadir tumbang tidak bergeming.

Generasi Non Materi 

Jika pembaca menyadari bahwa, perubahan drastis dari sebuah bentuk perdaban sedang berjalan. Lebih kurang puluhan tahun bekakangan kita melihat begitu banyak orang yang dalam perjalannya mengagung-agungkan harta benda sebagai kekayaan. Dimana generasi milenial bisa melihatnya menjadi sesuatu yang tidak bernilai. Karena generasi in lebih melihat pengalaman sebagai sebuah tolak ukur kesejahteraan. Mungkin beberapa orang bilang bahwa ini adalah fenomena yang sulit dijelaskan dimana untuk mencapai kesejahteraan sering acuannya adalah kepemilikan harta benda. Sehingga untuk mendapatkan pengalaman makan kepemilikan harta seakan adalah sebuah keharusan. Tapi zaman sekarang, harta adalah persepsi yang membuat generasi milenia menjadi sangat unik. Dan sulit ditebak arah dan tujuannya. Serta generasi sebelumnya sulit memahami cara berpikir mereka. Nah ini adalah sebuah tantangan bagi para pelaku usaha yang sudah nyaman dengan rezim mereka bangun. Dimana pasar dan arah pasar berubah dan kesadaran para perbuhan makin tinggi dan membuat orang-orang di level tertentu merasa tergangu dengan perubahan itu.

Solusi yang bisa ditawarkan bagi para pelaku usaha adalah, menyadari perubahan tersebut sebagai bagian dari kondisi real, seperti tukang cetak foto pada zamannya, digusur oleh teknologi digitalisasi sebagai budaya penggusur. Dan zaman sekarang, apapun bisa digusur selama memenuhi beberapa kirteria kebutuhan dan harapan generasi milineial.

Call Now Button