Solusi Bisnis Krisis Corona
Apa yang yang menjadi kegelisahan para pemula dan para senior ketika mengetahui bahwa bisnis yang sedang mereka jalankan. DIhantam oleh krisis yag disebut dengan corona. Dimana kondisi real yang membuat ekonomi melambat dan situasi tekanan dimana-mana. Sehingga menurunnya transaksi bisnis membuat rencana belanja calon konsumen tertunda. Sehingga selain membuat para pemilik merasa khawatir dengan kadaan. Juga memberikan pengalaman yang tidak begitu positif melihat kondisi masa depan. Nah, bagaiman semestinya pelaku usaha dan investor melihat keadaan ini sebagai sebuah kesempatan dimana ide akan solusi bisnis krisis corona adalah sebuah ide menarik. Untuk menciptakan alternatif pilihan membangun cita-cita bisnis yang lebih spesifik dan konkrit. Sejak akhir 2018 ketika expresoo memutuskan untuk hadir menjadi media dan penjembatan kebutuhan alamat kantor dari umkm dan ukm. Salah satu dasar yang memutuskan untuk memberikan layanan adalah fakta bahwa krisis perang dagang dan krisis brexit akan berdampak pada berjalannya bisnis yang dari kondisi normal menjadi luarbiasa. Lalu bagaimana dengan covid19, apakah ini menjadi faktor juga?. Tentu saja, hanya model bisnis yang dipersiapkan untuk menyambut keadaan krisis lah yang sanggup menopang kebutuhan akan berjalanya ekonomi dalam krisis. Mengandalkan skema normal hanya akan membuat sakit hati.
Model Investasi Tangguh
Lalu bagaiaman bisa virtual office menjadi solusi dalam krisis. Pertama jawaban dari artikel ini diambil dari fakta-fakta bahwa, Layanan penggunaan alamat tetap akan berjalan tanpa ada gangguan. Seperti jumlah ketersediaan kontrak izin penggunaan alamat, cara pemesanan, dan sistem pemasaran, kontrol ruangan serta penggunaan ruangaan bisa dan sangat mungkin dikendalikan dari jarak jauh. Apakah ini menjadi faktor penentu dari memilih bisnis yang tepat untuk keberlanjutan bisnis yang dibangun, serta memberikan kepastian kepada pelaku usaha dan investor. Lalu siapa yang terganggu dalam kondisi sa’at ini? tentunya pelanggan yang bergantung bisnisnya terhadap ketersediaan barang yang memiliki batas. Lalu relevansinya terhadap penyedia jasa virtual office seperti apa?. Risiko terbesar adalah pelaku usaha mentup usaha mereka dengan tidak meneruskan sewa pinjam alamat yang ditawarkan oleh penyedia jasa. Nah, sejatinya ancaman terbesar lebih banyak datang dari tidak stabilnya kondisi calon konsumen dan konsumen dalam memutuskan memilih binsis mereka. Bukan pada penyedia alamat seperti virtual office. Dimana ini tentu akan menjadi semacam variable yang perlu ditimbang kedepannya, agar bisa tetap memberikan solusi terbaik untuk keberlanjutan usaha para tenant.